Penjual Nasi Bungkus
Table of Contents
Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela sela pipinya yang bulat, duduk menggelar dan menunggui nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan para kuli angkut yng sudah menunggu sejak tadi mengerubunginya dan membuatnya sibuk meladeni.
Bagi mereka menu dan rasa bukan yang utama dan tidak mereka persoalkan, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah. Hampir hampir mustahil ada orang yang bias berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya?...Wanita itu terkekeh menjawab, "Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun.” Tapi bukankah ia bisa menaikan harga sedikit?. Sekali lagi dia terkekeh, “lalu bagaimana kuli kuli itu bias beli?, siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?” katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.
Ah! Inikah hidup, Ah Betapa cantiknya, Ah betapa muliannya, Ah betapa indahnya, bila sebuah misi hidup di padukan dalam sebuah kerja ataupun bisnis, rasa rasanya mungkin teman teman pemula tidak akn mengeluhkan betapa mahalnya membeli sebuah buku Panduan Bisnis, atau sebuah Sistem Bisnis. Orang orang yang memahami benar kehadiran sebuah karya walaupun bisnis baru sekalipun, pastilah mereka aknan menghormati dan menghargai sebuah karya tersebut terlepas dari baik dan buruknya. Toh intinya bukan di situ, sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, ibarat sebuah tiang penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh oleh keserakahan dan ketamakan serta pelindung untuk orang orang yang skeptis dalam memandang sebuah hasil karya orang lain. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.
Ibu perjuanganmu tidak sia sia, salah satu pelangganmu yang dulu selalu ibu nasehati untuk selalu menghargai orang, jangan memandang rendah orang, jangan suka melihat orang hanya dari luarnya saja, sekarang sudah jadi orang Bu, dan tempatmu berjualan di pinggir jalan dulu, tempatku dulu makan dan juga bekerja sebagai kuli bangunan sekarang telah menjadi sebuah tower, taman hiburan dan sebuah apartement mewah. Oh ibu bagaimana nasibmu sekarang semoga Tuhan selalu memberkatimu dan selalu melindungimu, amin. Sebuah perjalanan hidup ketika menjadi kuli bangunan di sebuah proyek pembagunan apartemen bertower tiga di Pantai Indah Kapuk, Muarakarang, Jakarta, sebuah memori dengan seorang ibu penjual nasi bungkus lengkap dengan gorengan yang harganya super murah.
Sekian coretan dari BBM, semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita tersebut, dan mohon maaf bila terdapat kalimat yang kurang enak atau malah tidak berkenan di hati. Terimakasih dan salam sukses luar biasa untuk anda.
Bagi mereka menu dan rasa bukan yang utama dan tidak mereka persoalkan, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah. Hampir hampir mustahil ada orang yang bias berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya?...Wanita itu terkekeh menjawab, "Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun.” Tapi bukankah ia bisa menaikan harga sedikit?. Sekali lagi dia terkekeh, “lalu bagaimana kuli kuli itu bias beli?, siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?” katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.
Ah! Inikah hidup, Ah Betapa cantiknya, Ah betapa muliannya, Ah betapa indahnya, bila sebuah misi hidup di padukan dalam sebuah kerja ataupun bisnis, rasa rasanya mungkin teman teman pemula tidak akn mengeluhkan betapa mahalnya membeli sebuah buku Panduan Bisnis, atau sebuah Sistem Bisnis. Orang orang yang memahami benar kehadiran sebuah karya walaupun bisnis baru sekalipun, pastilah mereka aknan menghormati dan menghargai sebuah karya tersebut terlepas dari baik dan buruknya. Toh intinya bukan di situ, sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, ibarat sebuah tiang penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh oleh keserakahan dan ketamakan serta pelindung untuk orang orang yang skeptis dalam memandang sebuah hasil karya orang lain. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.
Ibu perjuanganmu tidak sia sia, salah satu pelangganmu yang dulu selalu ibu nasehati untuk selalu menghargai orang, jangan memandang rendah orang, jangan suka melihat orang hanya dari luarnya saja, sekarang sudah jadi orang Bu, dan tempatmu berjualan di pinggir jalan dulu, tempatku dulu makan dan juga bekerja sebagai kuli bangunan sekarang telah menjadi sebuah tower, taman hiburan dan sebuah apartement mewah. Oh ibu bagaimana nasibmu sekarang semoga Tuhan selalu memberkatimu dan selalu melindungimu, amin. Sebuah perjalanan hidup ketika menjadi kuli bangunan di sebuah proyek pembagunan apartemen bertower tiga di Pantai Indah Kapuk, Muarakarang, Jakarta, sebuah memori dengan seorang ibu penjual nasi bungkus lengkap dengan gorengan yang harganya super murah.
Sekian coretan dari BBM, semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita tersebut, dan mohon maaf bila terdapat kalimat yang kurang enak atau malah tidak berkenan di hati. Terimakasih dan salam sukses luar biasa untuk anda.
Warm regards,
Muklis Purwanto
Salam Sukses
Nice Posting,memang masih banyak "ibu2 paenjual Nasi Bungkus" disekitar kita. Mereka adalah cermin buat kita agar kita pandai bersyukur dan kemulian hati serta introspeksi diri.
bahkan masih banyak disekitar kita yang mendapat gaji/upah 3500 perak sehari.
Semoga bagi temen2 yang sukses di bisnisnya mencontoh kemuliaan hatiibi penjual nasi bungkus.
salam sukses selalu
Terimakasih sharenya Mas klo hidup cuma untuk sendiri sama aja bunuh diri karena kita pastinya ga akan bisa hidup tanpa orang lain, sudah meninggalpun kita masih butuh orang lain, semoga menjadi pelajaran untuk kita semua, amin. Trims mas salam sukses selalu
Tema posting kita kebetulan sama Mas. Kalau Mas Muklis tentang seorang ibu tua, saya tentang seorang anak muda. Silahkan dikunjungi dan dikomentari Mas, semoga ada hikmahnya.
Terima kasih Mas Muklis artikelnya, Salam sukses.
Ternyata di dunia ini, masih ada orang berhati mulia yang masih mau memikirkan kepentingan orang lain, walaupun dirinya sendiri masih susah..
Salut buat ibu tersebut..
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua..
Sukses :)
O y, salam kenal pak Muklis :)
thanks for your information i like it so much..And i hope you can up to date you information every day
visit our bog in Myokezone
@to Mas Iwan, thanks mas atas sharenya di BBM, salam sukses selalu
@ Dear Wellsen, sebenarnya itu salah satu riwayat saya sendiri Mas, tentang seorang ibi penjual nasi bungkus, thanks atas kunjungannya ke BBM salam sukses
Thanks for your visiting on BBM, many thanks for your share, have a nice sucess Kuryt